Inilah 8 Cara Agar Tetap Istiqomah Dijalan Allah SWT
Shadaqallahul ‘azhiem.
Istiqomah. Kata yang sangat mudah untuk kita ucapkan, akan tetapi sangatlah sulit untuk dilakukan. Apabila kita berbicara mengenai istiqomah, maka ini tidak akan terlepas dari yang namanya hidayah. Tidaklah mungkin seseorang bisa istiqomah, melainkan ia pasti diberi hidayah (petunjuk) oleh Allah SWT untuk menjalankan hal tersebut.
Kita mungkin pernah mendengar atau melihat sendiri, bahwa ada seorang yang dulunya dikenal sangat shalih, baik, rajin beribadah, memakai pakaian yang menutup aurat dan sebagainya, namun sekarang hal tersebut berbalik 180 derajat. Ia menjadi seorang yang malas beribadah, akhlaknya tidak karu-karuan dan seterusnya. Tentunya, kita tidak ingin menjadi seperti ini bukan?
Berusaha menjadi pribadi yang istiqomah itu akan memerlukan usaha dan kesabaran ekstra. Maka tidak heran, Allah SWT akan mengganti usaha dan kesabaran kita tersebut dengan pertolongan-Nya seperti yang sudah disebutkan dalam surat Fushilat ayat 30 di atas. Apa saja sih usaha dan tips agar kita bisa menjadi istiqomah dalam kebaikan? Berikut ini keutamaan istiqomah dan tips-tips yang bisa dilakukan supaya (insya Allah) kita bisa istiqomah dalam agama ini serta senantiasa dalam ketaatan.
Daftar Isi [hide]
- 1 Arti dan Keutamaan Istiqomah
- 2 8 Tips Supaya Tetap Istiqomah Dalam Beragama dan Ketaatan
- 2.1 1. Memahami dan Mengamalkan Intisari Dua Kalimat Syahadat
- 2.2 2. Memperbanyak Interaksi dengan Al-Quran
- 2.3 3. Mulai dari Amal-amal Sederhana
- 2.4 4. Paksa Diri Memberikan Manfaat bagi Sesama
- 2.5 5. Tingkatkan Keyakinan Adanya Balasan di Akhirat
- 2.6 6. Memiliki Kawan dalam Kebaikan
- 2.7 7. Membaca Kisah Orang-orang Shalih
- 2.8 8. Perbanyak Do’a Memohon Pertolongan dari Allah
Arti dan Keutamaan Istiqomah
Menurut Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hambali, yang dimaksud dengan istiqomah ialah menempuh jalan (ajaran agama) yang lurus dengan tidak berpaling baik ke kiri maupun ke kanan. Dalam hal ini, istiqomah mencakup pelaksanaan segala bentuk ketaatan (kepada Rabbul ‘Alamin, Allah) baik lahir maupun batin serta meninggalkan segala larangan-Nya. Allah SWT berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا
اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا
تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ
تُوعَدُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah
Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat
akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa
takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan
(memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.” (QS.
Fushilat: 30)Para ulama ahli tafsir ketika memberikan penjelasan mengenai istiqomah di ayat ini terbagi menjadi 3 pendapat.
- Istiqomah dalam agama Islam. Inilah yang dikatakan oleh Mujahid (nama seorang tabi’in) dan Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq.
- Istiqomah dalam ketaatan kepada Allah. Pendapat ini dari Sayyidina Ibnu ‘Abbas.
- Istiqomah dalam keikhlasan. Inilah pendapat dari Abul ‘Aliyah.
Ketiga pendapat ini keseluruhannya bisa kita pakai, karena tidak ada yang bertentangan.
Imam Mujahid ketika menafsirkan ayat ini menyebutkan bahwa para malaikat akan mengatakan; “Janganlah takut dengan akhirat yang akan kalian hadapi. Juga jangan bersedih dengan dunia yang akan kalian tinggalkan yaitu anak, keluarga, harta serta tanggungan hutang karena para malaikat-lah nanti yang akan mengurusnya.” Di saat itu pulalah orang-orang yang istiqomah tadi akan diberi kabar gembira mengenai surga yang sudah dijanjikan.
Menurut Zaid bin Aslam, hiburan serta kabar gembira ini tidak hanya disampaikan ketika sekarat saja, akan tetapi juga ketika berada di alam barzakh (alam kubur) serta ketika dibangkitkan di hari kiamat. Inilah keutamaan yang akan didapatkan oleh orang-orang yang istiqomah dalam 3 hal yang disebutkan di atas.
8 Tips Supaya Tetap Istiqomah Dalam Beragama dan Ketaatan
Berikut ini 8 tips yang, insya Allah, bisa membantu kita untuk menjadi pribadi yang istiqomah baik dalam agama Islam, maupun dalam ketaatan.1. Memahami dan Mengamalkan Intisari Dua Kalimat Syahadat
Apabila kita ingin terus berada dalam agama ini, yang harus kita perhatikan pertama kali adalah rukun Islam kita yang pertama, kedua kalimat syahadat. Ketika kita sudah bersaksi bahwa tiada yang berhak disembah selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, itu artinya kita juga mengikrarkan untuk tidak akan menambah sesembahan lain atau sekutu bagi Allah serta taat kepada perintah dan ajaran yang dibawa oleh utusan-Nya, Muhammad SAW.2. Memperbanyak Interaksi dengan Al-Quran
Allah SWT menyebutkan, bahwasannya salah satu alasan kitab suci umat Islam ini diturunkan ialah untuk meneguhkan keimanan orang-orang yang sudah beriman serta menjadi petunjuk bagi mereka. Dia berfirman,
قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ آمَنُوا وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
“Katakanlah: “Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Qur’an itu dari Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.” (QS. An Nahl: 102)Imam Ibnu Katsir mengatakan mengenai ayat tersebut, “Katakanlah wahai Muhammad, Al Qur’an itu adalah petunjuk bagi hati orang beriman dan obat penawar bagi hati dari berbagai keraguan.”
Biasanya, orang-orang yang tidak istiqomah dalam agama ini adalah mereka yang kurang interaksi dengan al-Quran dan malah sering berinteraksi dengan orang kafir ataupun orang-orang liberal, sekuler dan sejenisnya.
3. Mulai dari Amal-amal Sederhana
Untuk menjadi pribadi yang istiqomah dalam beramal shalih, kita perlu membiasakan dari amal-amal yang sederhana seperti bersedekah (walaupun sedikit), membantu kawan, sholat dhuha dan lain lain. Nabi Muhammad SAW bersabda bahwasannya amal yang paling dicintai Allah itu adalah amal-amal yang terus istiqomah walaupun sedikit.Dari yang sedikit ini, sedikit demi sedikit ditingkatkan hingga menjadi amalan yang besar lagi istiqomah.
4. Paksa Diri Memberikan Manfaat bagi Sesama
Beramal shalih tidak hanya amal-amal yang berkaitan dengan diri sendiri, tapi harus juga bermanfaat bagi orang di sekitar kita. Sikap terlalu mementingkan diri sendiri, walaupun dalam kebaikan, serta tidak peduli dengan orang di sekitar kita justru tidak baik, karena itu artinya kita membiarkan saudara seiman kita berada dalam kesulitan, baik dunia maupun akhirat.Oleh karena itu, diantara yang penting untuk dilakukan agar bisa terus istiqomah beramal shalih adalah selalu berusaha membuka celah kebaikan dengan memberikan manfaat kepada saudara kita, walaupun mungkin kecil di mata kita, bisa jadi besar di mata orang yang kita bantu tersebut.
5. Tingkatkan Keyakinan Adanya Balasan di Akhirat
Allah SWT selalu memiliki cara untuk memotivasi hamba-Nya agar giat beribadah. Terkadang, motivasi itu dalam bentuk balasan di dunia yang bisa kita rasakan langsung. Akan tetapi, bisa juga balasan dari amal shalih kita Allah simpan sebagai balasan di akhirat. Untuk tetap istiqomah dalam beramal, kita harus mempercayai bahwa setiap amal baik kita pasti memiliki balasan tersendiri sebagaimana yang Allah janjikan di berbagai ayat dan hadits-hadits Nabi-Nya.Demikian pula apabila kita mulai futur dan ingin kembali melakukan kemaksiatan, ingatlah keburukan yang akan menimpa kita di akhirat nanti. Apabila itu terlalu menakutkan, maka cukup ingat bahwa Allah akan memberikan balasan besar bagi orang-orang yang mau meninggalkan kemaksiatan karena Allah.
6. Memiliki Kawan dalam Kebaikan
Dalam beristiqomah, kadang kita memerlukan kawan yang terus mengingatkan kita mengenai amal-amal shalih atau bisa kita jadikan teladan dalam beramal. Allah SWT berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. At Taubah: 119).Demikian pula Nabi Muhammad SAW menyampaikan pentingnya sahabat dalam kebaikan;
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ
وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ،
لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ
رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَو تَجِدُ
مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang
yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan
pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau
bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan
pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus
terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.”7. Membaca Kisah Orang-orang Shalih
Diantara yang bisa memotivasi kita untuk senantiasa beramal dengan istiqomah adalah membaca kisah orang-orang yang shalih dan meneladani sikap mereka dalam beramal agama. Ini juga yang menjadi alasan mengapa Allah banyak memberikan kisah-kisah orang shalih dan para nabi di dalam Al-Qur’an. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ
أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ
الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ
“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah
kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini
telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi
orang-orang yang beriman.” (QS. Hud: 11)8. Perbanyak Do’a Memohon Pertolongan dari Allah
Diantara sifat khas orang beriman ialah selalu memohon dan berdo’a kepada Allah agar diberi keteguhan pada kebenaran. Disebutkan di Al-Qur’an, Allah Ta’ala memuji orang-orang yang beriman yang selalu berdo’a kepada-Nya untuk meminta keteguhan iman ketika menghadapi ujian. Allah Ta’ala berfirman,
وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ
مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ
اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ
الصَّابِرِينَ (146) وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ إِلَّا أَنْ قَالُوا رَبَّنَا
اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ
أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (147)
فَآَتَاهُمُ اللَّهُ ثَوَابَ الدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ الْآَخِرَةِ
وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (148
“Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka
sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi
lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu
dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang
sabar. Tidak ada do’a mereka selain ucapan: ‘Ya Rabb kami,
ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang
berlebih-lebihan dalam urusan kami dan teguhkanlah pendirian kami, dan
tolonglah kami terhadap kaum yang kafir‘. Karena itu Allah
memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di
akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan” (QS. Ali ‘Imran: 146-148).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar